HUBUNGAN
DENGAN KEBUDAYAAN MANUSIA
Manusia, kata manusia
sering kali kita dengar dan tidak asing lagi, karena kita juga Merupakan
manusia. Manusia sendiri memiliki arti yang cukup banyak, tapi menurut saya,
manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang sangat istimewa dibandingkan
dengan makhluk hidup yang lainnya yang tinggal di sekitar kita. Manusia
memiliki akal budi yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya serta makhluk
hidup berkuasa atas apa yang diciptakan di atas bumi ini, hanya saja harus
sesuai dengan hati nurani yang diciptakan Tuhan hanya pada manusia.
Manusia sendiri
memiliki sifat sosial yang tinggi, karena manusia selalu membutuhkan manusia
lainnya untuk kelangsungan hidup, sifat manusia yang beragam diciptakan untuk
saling melengkapi, hanya saja semakin banyak manusia tercipta, semakin banyak
pula tercipta sifat dan kebudayaan yang berbeda. manusia dengan budaya sangatlah erat karena
dari kata manusia yang artinya ciptaan Tuhan yang berakal budi yang sangatlah
istimewa dari ciptaan Tuhan yang lainnya. Sedangkan Budaya itu sendiri adalah
ciptaan manusia yang berasal dari tingkah laku serta lingkungan pada kehidupan
manusia itu sendiri sehingga terciptalah kata kebudayaan yang artinya budaya
yang diciptakan oleh akal budi manusia, oleh sebab itu budaya dan manusia tidak
bisa dipisahkan.
Tiap manusia pun bisa
tanpa disadari bisa membuat budaya dirinya sendiri, melalui akal budi mereka
sendiri mereka bisa mempengaruhi orang lain disekitarnya, sehingga dengan
seiring waktu berjalan, orang-orang disekitar dia akan memiliki tingkah laku,
sifat dan kebudayaan yang hampir sama dengan dia.
Budaya manusia itu
sendiri berbeda-beda yang disebabkan oleh banyak faktor seperti daerah,
turun-temurun, tingkat sosial, lingkungan, kemajuan IPTEK dan lain sebagainya.
Hal ini menimbulkan banyaknya tarian, lagu, kebiasaan dan tatanan kehidupan
lainnya di setiap daerah yang berbeda, apalagi seperti di Indonesia yang
memiliki banyak sekali daerah dan bermacam-macam suku. Contoh kebiasaan
berbudaya dalam daerah Manado belum tentu sama dengan kehidupan berbudaya suku
Bugis.
Seiring berjalannya
waktu, kebudayaan yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh manusia pun semakin
berkembang. Perbedaan tingkah laku dan etika berbudaya setiap manusia terkadang
menimbulkan konflik dalam kehidupan manusia. Kebanggaan, kesombongan dan
egoisme manusia terhadap kebudayaannya membuat manusia tersebut bersikap
radikal yang arti kasarnya ia melihat bahwa kebudayaan orang lain itu buruk dan
kebudayaannya lah yang terbaik. Berbagai macam konflik kehidupan manusia yang
berlatar belakang budaya seringkali kita temui seperti diskriminasi dan rasisme
terhadap suku tertentu maupun agama tertentu.
Budaya yang berbeda itu
indah, karena kita bisa melihat perbedaan dan bisa mempelajari kebudayaan orang
lain, manusia yang merupakan makhluk sosial tentunya tidak jauh dari yang
namanya bergaul dengan orang lain, bersosialisme dengan orang lain, karena
manusia tidak mungkin hidup sendiri, sehingga setiap manusia harus mempelajari
dan bertoleransi terhadap budaya orang lain.
Semakin banyaknya
budaya yang ada di tengah-tengah manusia, konflik yang terjadi semakin banyak
meskipun hanya karena masalah kecil. Kalau manusia yang memiliki toleransi
tinggi, konflik tidak akan terjadi, karena manusia yang berakal budi baik tentu
saja melihat keindahan dalam perbedaan sehingga kedamaian dan kebersamaan akan
tercipta.
Hubungan antara manusia
dengan kebudayaan dapat dilihat dari kedudukan manusia terhadap
kebudayaan.Manusia mempunyai empat kedudukan kebudayaan :
1. Penganut Kebudayaan
2. Pembawa Kebudayaan
3. Manipulator Kebudayaan
4. Pencipta Kebudayaan.
Manusia
Sebagai Pencipta dan Pengguna Kebudayaan
Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari
interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia
diciptakan oleh Tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk
berkarya di muka bumi ini dan secara hakekatnya menjdai khalifah di muka bumi
ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan,
emmosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki
oleh manusia maka manusia bias menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika
antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia
itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena
manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup di tengah kebudayaan yang
diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai
pendukungnya.
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi
manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan
utama dalam melindungi manusia terhadap lingkunganya. Sehingga kebudayaan
memiliki peran :
- Sebagai suatu hubungan pedoman antar manusia atau
kelompoknya
- Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan
kemampuan-kemampuan lain
- Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan
manusia
- Pe,beda manusia dan binatang
- Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus
bertindak, berbuat dan menentukan
sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
- Sebagai modal dasar pembangunan
Problematika kebudayaan
Seiring dengan perkembangannya, kebudayaan juga
mengalami beberapa problematika atau masalah-masalah yang cukup jelas yaitu :
- Hambatan budaya yang ada kaitannya dengan pemandangan
hidup dan sistem kepercayaan
- Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan
sudut pandang atau persepsi
- Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor
psikologi atau kejiwaan
- Masyarakat terpencil atau terasing dan kurang
komunikasi dengan masyarakat lainya
- Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk
terhadap hal-hal yang baru
- Mengagung-agungkan kebudayaan suku bangsanya
sendiri dan melecehkan budaya suku
Bangsa lainnya atau lebih dikenal dengan paham
Etnosentrisme
- Perkembangan iptek sebagai hasil dari kebudayaan
HAKEKAT
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Berbicara tentang
manusia maka satu pertanyaan klasik yang sampai saat ini belum memperoleh
jawaban yang memuaskan adalah pertanyaan tentang siapakah manusia itu? Banyak
teori telah dikemukakan, diantaranya adalah pemikiran dari aliran materialism,
idealisme, realism klasik, dan teologis.
Aliran materialism mempunyai pemikiran bahwa materi
atau zat merupakan satu-satunya kenyataan dan semua peristiwa terjadi karena
proses material ini. Sedangkan aliran idealism beranggapan bahwa jiwa adalah
kenyataan yang sebenarnya. Aliran realism klasik beranggapan bahwa manusia
dipandang sebagai kejiwaan atau kerohanian. Aliran teologis membedakan manusia
dari mekhluk lain karena hubungannya dengan Tuhan.
Hal yang dilakukan oleh
manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam
menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang
digunakan sebagai pedoman bertingkah laku. internalisasi, sosialisasi dan
enkulturasi.Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
1.
Makhluk memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi
kebutuhannya.
2.
Individu memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan
sosial.
jahat.
3.
yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dirinya
dan
menentukan
nasibnya.
4.
Makhluk dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah
selesai
(tuntas).
5.
Individu yang hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk dirinya
sendiri,
membantu
orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
6.
Suatu keberadaan berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan
potensi.
7.
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik.
8.
Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan, bahkan ia
tidak bisa
berkembang
sesuai dengan martabat kemanusiannya tanpa hidup dalam lingkungan sosial.
HAKEKKAT KEBUDAYAAN
Kebudayaan seringkali dipahami dengan pengertian
yang tidak tepat. Beberapa ahli ilmu sosial telah berusaha merumuskan berbagai
definisi tentang kebudayaan dalam rangka memberikan pengertian yang menar
tentang apa yang dimaksud dengan kebudayaan.
Akan tetapi ternyata definisi-definisi tersebut
tetap saja kurang memuaskan. Terdapat dua aliran pemikiran yang berusaha
memberikan kerangka bagi pemahaman tentang pengertian kebudayaan ini, yaitu
aliran ideasional dan aliran behaviorisme/materialism. Dari berbagai definisi
yang telah dibuat tersebut, Koentjaraningrat berusaha merangkum pengertian
kebudayaan dalam 3 wujudnya yaitu kebudayaan sebagai wujud cultural, social
system, dan artifact.
Unsur-unsur kebudayaan
Unsur kebudayaan besar(cultural universal):
dikemukakan oleh C. Kluckhon
1.
Sistem religius (homo religius)
Merupakan
produk manusia sebagai homo religius.
Manusia
yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur tanggap bahwa diatas
kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia
takut sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi
agama.
2.
Sistem organisasi kemasyarakatan (homo socius)
Merupakan
prodak manusia sebagai homo socius.
Manusia
sadar bahwa tubuhnya lemah namun memiliki akal maka disusunlah organisasi
kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan
hidupnya.
3.
Sistem pengetahuan (homo safiens)
Merupakan
prodak manusia sebagai homo safiens.
Pengetahuan
dapat diperoleh dari pemikiran sendiri maupun dari orang lain.
4.
Sistem mata pencaharian hidup dan system ekonomi (homo ekonomicus)
Merupakan
produk manusia sebagai homo economicus, yaitu menjadikan tingkat kehidupan
manusia secara umum terus meningkat.
Ilmu
Budaya Dasar Halaman 4 dari 8
5.
Sistem peralatan hidup dan tehnologi (homo faber)
Merupakan
produk manusia sebagai homo faber.
Bersumber
dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya manusia dapat
membuat dan mempergunakan alat, dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia
dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya .
6.
Sistem bahasa (homo longuens)
Merupakan
produk manusia sebagai homo longuens.
Wujud
Kebudayaan
Prof. Dr. Koentjoroningrat menguaikan tentang wujud
kebudayaan menjadi 3 macam yaitu:
Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide-de,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas
serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya
manusia.
Wujud pertama adalah wujud ideal kebudayaan.
Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba dan difoto. Letaknya dalam alam pikiran
manusia. Sekarang kebudayaan ideal ini banyak tersimpan dalam arsip kartu
komputer, pita komputer, dan sebagainya. Ide-ide dan gagasan manusia ini banyak
yang hidup dalam masyarakat dan memberi jiwa kepada masyarakat. Gagasan-gagasan
itu tidak terlepas satu sama lain melainkan saling berkaitan menjadi suatu
sistem, disebut sistem budaya atau cultural, yang dalam bahasa Indonesia
disebut adat istiadat.
Wujud kedua adalah yang disebut sistem sosial atau
sosial sistem, yaitu mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi satu
dengan lainnya dari waktu ke waktu, yang selalu menurut pola tertentu. Sistem
sosial ini bersifat konkrit sehingga bisa diobservasi, difoto dan didokumentir.
Wujud ketiga adalah yang disebut kebudayaan fisik,
yaitu seluruh hasil fisik karya manusia dalam masyarakat. Sifatnya sangat
konkrit berupa benda-benda yang bisa diraba, difoto dan dilihat. Ketiga wujud
kebudayaan tersebut di atas dalam kehidupan ideal dan adat-istiadat mengatur
dan mengarahkan tindakan manusia baik gagasan, tindakan dan karya manusia,
menghasilkan benda-benda kebudayaan secara fisik. Sebaliknya kebudayaan fisik
membentuk lingkungan hidup tertentu yang makin menjauhkan mansia dari
lingkungan alamnya sehingga bisa mempengaruhi pola berpikir dan berbuatnya.
Adapun unsur kebudayaan yang bersifat universal yang
dapat kita sebut sebagai isi pokok tiap kebudayaan di dunia ini, ialah:
Peralatan dan perlengkapan hidup manusia sehari-hari
misalnya; pakaian, perumahan, alat rumah tangga, senjata dan sebagainya.
Sistem mata pencaharian dan sistem ekonom. Misalnya;
pertanian perternakan, sistem produksi
Sistem kemasyarakatan, misalnya kekerabatan, sistem
perkawinan, sistem warisan
Bahasa sebagai media komunikasi, baik lisan maupun
tertulis
Ilmu pengetahuan
Kesenian, misalnya seni suara, seni rupa, seni gerak
Sistem religi.
Masing-masing unsur kebudayaan universal ini pasti
menjelma dalam ketiga wujud budaya tersebut di atas, yaitu wujud sistem budaya,
sistem sosial, dan unsur budaya fisik.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KEBUDAYAAN
Kebudayaan adalah hasil ciptaan manusia yang hidup
dalam masyarakat. Dari hidup bermasyarakat itulah maka timbullah kebudayaan.
Hanya saja karena manusia yang hidup bermasyarakat itu terpencar-pencar di
segala penjuru dunia, maka kebudayaan yang ditimbulkan juga bermacam-macam
pula.
Misalnya; semua bangsa menginginkan pakaian, rumah
dan makanan. Tetapi pakaian, rumah dan makanan yang diinginkannya itu bagaimana
bentuknya, masing-masing bangsa berbeda-beda.
Contoh; pakaian nasional bangsa Eropa berbeda dengan
pakaian bangsa Arab, dan berbeda pula dengan bentuk pakaian bangsa Indonesia.
Begitu pula bentuk rumah dan jenis makanan.
Apakah yang mempengaruhi perbedaan itu?
Dengan kata lain: faktor-faktor apakah yang
mempengaruhi pembentukan kebudayaan itu?
Jelas ada beberapa faktor yang mempengaruhinya,
yaitu:
Faktor-faktor yang mendorong :
Ø Kontak
dengan kebudayaan lain
Ø Sistem
pendidikan yang maju
Ø Sikap
menghargai hasil karya orang lain dan keinginan untuk maju
Ø Toleransi terhadap perbuatan menyimpang
Ø Sistem
lapisan masyarakat yang terbuka
Ø Penduduk
yang heterogen
Ø Ketidakpuasan
masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
Ø Orientasi
ke depan
Ø Nilai
meningkatkan taraf hidup
Faktor-faktor yang menghambat
Ø Kurangnya
hubungan dengan masyarakat lain
Ø Perkembangan
ilmu pengetahuan yang lambat
Ø Sikap
masyarakat yang tradisional
Ø Adanya
kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested Interest)
Ø Rasa
takut terjadinya kegoyahan dalam integrasi kebudayaan
Ø Prasangka
terhadap hal baru
Ø Hambatan
ideologis
Ø Kebiasaan
Ø Sikap
pasrah
Misalnya; PENGARUH BANGSA TIMUR TERHADAP BUDAYA
INDONESIA
Manusia mendiami wilayah yang berbeda, berada di
lingkungan yang berbeda juga. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat,
kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang
lainnya. Namun secara garis besar terdapat tiga pembagian wilayah, yaitu :
Barat, Timur Tengah, dan Timur.Kita di Indonesia termasuk ke dalam bangsa
Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur
dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang – orang dari
wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa Timur yang tidak
individualistis dan saling tolong menolong satu sama lain. Meskipun begitu,
kebanyakan bangsa Timur masih tertinggal oleh bangsa Barat dan Timur Tengah.
Kepribadian bangsa timur dapat diartikan suatu sikap
yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap
lingkungan. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang
mempunyai sifat toleransi yang tinggi. Kepribadian bangsa timur, kita tinggal
di Indonesiatermasuk ke dalam bangsa timur, dikenal sebagai bangsa yang
berkepribadian baik. Di dunia bangsa timur dikenal sebagai bangsa yang ramah
dan bersahabat.
Bercerita tentang kepribadian bangsa timur, saya
jadi teringat oleh Indonesia. Indonesia memiliki beragam budaya, suku dan adat
istiadat. Indonesia termasuk dalam bagian negara-negara yang ada dalam posisi
benua asia memiliki adat yang disebut adat ketimuran. Indonesia yang tergabung
dari berbagai suku dan terkenal dengan keramahtamahan masyarakatnya dan
tingginya rasa saling menghormati antar sesama. Indonesia sangat berbeda dengan
negara-negara barat, karena pandangan hidup dan kebiasaan masyarakatnya yang
berbeda. Dalam pandangan hidup masyarakat Indonesiayang memiliki adat
ketimuran, rasa toleransi, ramah, sopan santun, saling menghargai dan gotong
royong selalu menjadi dasar hidup masyarakat Indonesia.
Bangsa timur identik dengan benua asia yang
penduduknya sebagian besar berambut hitam, berkulit sawo matang dan adapula
yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian besar cara berpakaian orang timur
lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang timur kebanyakan memeluk agama
islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku. Namun di zaman yang
sekarang ini orang timur kebanyakan meniru kebiasaan orang barat. Kebiasaan
orang barat yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kebiasaan orang timur
dapat memengaruhi kejiwaan orang timur itu sendiri.
Kita tidak bisa selalu mengatakan budaya timur itu
lebih baik daripada budaya barat , menurut saya situasi dan kondisi berperan
sangat penting untuk menentukan berdasarkan budaya mana orang harus
menyelesaikan suatu masalah. Kita dituntut untuk memiliki beberapa pertimbangan
yang bersifat menyeluruh, pada budaya timurlah kita memiliki kelebihannya.
Di zaman yang sudah mulai modern ini kebudayaan
bangsa kita yaitu bangsa timur sudah mulai tergeser atau tercampur dengan
kebudayaan bangsa barat yang cenderung gampang sekali memikat penduduk
indonesia khususnya generasi muda di jaman sekarang.
ORIENTASI
NILAI BUDAYA
Menurut C. Kluckhon dalam karyanya Variations in
Value Orientation sistem nilai udaya secara universal menyangkut lima masalah
pokok kehidupan manusia,yaitu :
- Hakekat Hidup Manusia hakekat, Hidup setiap
kebudayaan berbeda secara exstern. Seperti bcrusaha memadamkan hidup,menganggap
kelakuan hidup tertentu sebagai suatu hal yang baik.
-Hakekat karya Manusia, Kebudayaan hakekatnya
berbeda-beda ada yang bertujuan u-ntuk hidup,dan lain sebagainya.
-Hakekat waktu Manusia, Hakekat waktu setiap budaya
berbeda,ada yang mementingkan orientasi masa lampau dan mementingkan orientasi
masa kini.
-Hakekat Alam Manusia, Manusia memiliki anggapan
yang berbeda,ada yang beranggapan kebudayaan harus mengeksploitasi alam dan ada
pula yang beranggap manusia harus harmonis dengan alam.
-Hakekat Hubungan Manusia, Mementingkan hubungan
antar sesamanya dan orientasi pada tokoh,yang berpandanga individualis
ditinggalkan saja.
PERUBAHAN
KEBUDAYAAN
Faktor – faktor yang mempengaruhi diterima atau
tidaknya suatu unsur kebudayaan baru
Di antara berbagai faktor yang mempengaruhi diterima
atau tidaknya sesuatu unsur kebudayaan baru atau asing dalam suatu masyarakat
yang biasanya cukup berperan adalah:
1. Terbiasanya masyarakat tersebut mempunyai
hubungan/kontak kebudayaan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat
tersebut, yang mempunyai kebudayaan yang berbeda. Sebuah masyarakat yang
terbuka bagi hubungan-hubungan dengan orang yang beraneka ragam kebudayaannya,
cenderung menghasilkan warga masyarakat yang bersikap terbuka terhadap
unsur-unsur kebudayaan asing. Sikap mudah menerima kebudayaan asing lebih-lebih
lagi nampak menonjol kalau masyarakat tersebut menekankan pada ide bahwa
kemajuan dapat dicapai dengan adanya sesuatu yang baru, yaitu baik yang datang
dan berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, maupun yang berasal dari
kebudayaan yang datang dari luar.
2. Kalau pandangan hidup dan nilai-nilai yang
dominan dalam kebudayaan tersebut ditentukan oleh nilai-nilai yang bersumber
pada ajaran agama; dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang
ada dalam masyarakat tersebut; maka penerimaan unsur-unsur kebudayaan yang baru
atau asing selalu mengalami kelambatan karena harus di sensor dulu oleh
berbagai ukuran yang berlandaskan pada ajaran agama yang berlaku. Dengan
demikian, suatu unsur kebudayaan baru akan dapat diterima jika unsur kebudayaan
yang baru tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama yang berlaku, dan
karenanya tidak akan merusak pranata-pranata yang sudah ada.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut
menentukan proses penerimaan unsur kebudayaan baru. Suatu struktur sosial yang
didasarkan atas sistem otoriter akan sukar untuk dapat menerima suatu unsur
kebudayaan baru, kecuali kalau unsur kebudayaan baru tadi secara langsung atau
tidak langsung dirasakan oleh rezim yang berkuasa sebagai sesuatu yang
menguntungkan mereka.
4. Suatu unsur kebudayaan baru dengan lebih mudah
diterima oleh suatu masyarakat kalau sebelumnya sudah ada unsur-unsur
kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru
tersebut. Di pedesaan di pulau Jawa, adanya sepeda sebagai alat pengangkut
dapat menjadi landasan memudahkan di terimanya sepeda motor di daerah pedesaan
di Jawa; dan memang dalam kenyataan demikian.
5. Sebuah unsur baru yang mempunyai skala kegiatan
yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikan kebenarannya oleh warga
masyarakat yang bersangkutan, dibandingkan dengan sesuatu unsur kebudayaan yang
mempunyai skala luas dan yang sukar secara konkrit dibuktikan kegunaannya.
Contohnya adalah diterimanya radio transistor dengan mudah oleh warga
masyarakat Indonesia, dan bahkan dari golongan berpenghasilan rendah merupakan
benda yang biasa dipunyai.
Dari beberapa pokok pembicaraan yang dikemukakan di
atas berkenaan dengan penerimaan unsur-unsur baru, dapat dikatakan bahwa
inovasi bisa terdapat karena: 1) inovasi tersebut bertentangan dengan pola-pola
kebudayaan yang sudah ada; 2) kalau inovasi tersebut akan mengakibatkan
perubahan pola-pola kebudayaan dan struktur sosial yang sudah ada dan
menggantikannya dengan yang baru; 3) kalau inovasi tersebut bersifat mendasar
berkenaan dengan pandangan hidup atau nilai yang ada dalam masyarakat
bersangkutan: misalnya “free lover” untuk masyarakat Indonesia akan ditentang kalau
harus diterima sebagai suatu cara hidup; 4) disamping itu bila inovasi itu
dianggap terlalu mahal biayanya juga akan terhambat dalam penciptaannya maupun
dalam penyebaran atau difusinya, terkecuali kalau oleh kelompok yang
digolongkan sebagai “vested interests” inovasi tersebut dianggap menguntungkan
maka inovasi akan diterima.
Penerimaan atas unsur baru atau inovasi dapat
mengakibatkan terwujudnya berbagai kekacauan sosial yang merupakan perwujudan-
perwujudan dari proses perubahan sosial, sebelum inovasi tersebut diterima
dengan mantap dan menjadi baku dalam tata kehidupan sosial yang berlaku dalam
masyarakat. Kekacauan sosial tersebut biasanya dinamakan sebagai disorganisasi
sosial (social disorganization). Dalam keadaan kekacauan sosial ini, aturan-aturan
atau norma-norma lama sudah tidak berlaku lagi atau sebagian-sebagian masih
berlaku sedangkan aturan-aturan atau norma-norma lama tersebut dalam mengatur
kehidupan sosial warga masyarakat. Sehingga dalam tahap ini terdapat semacam
kebingungan atau kekacauan dalam berbagai bidang kehidupan sosial.
Bila unsur-unsur baru telah mantap diterima dan
norma-norma atau aturan-aturan baru telah mantap menjadi pegangan dalam
berbagai kegiatan sosial, maka dapatlah dikatakan bahwa masyarakat tersebut
telah mencapai tingkat tertib sosial lagi. Tidak selamanya suatu penerimaan
inovasi menimbulkan kekacauan sosial. Kekacauan sosial terwujud bila inovasi
tersebut menyebabkan adanya perubahan-perubahan yang mendasar pada
pranata-pranata yang ada dalam masyarakat yang bersangkutan.
SEBAB-SEBAB
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
Perubahan
sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab
yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
A.
Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
Berikut
ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab
intern)
1)
Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2)
Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang
bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan
dari bentuk penemuan lama (invention).
3)
Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4)
Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya
perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu
menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator
proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan
perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam
keluarga.
B
. Sebab-Sebab yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)
Perubahan
sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal
dari luar masyarakat (sebab ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari
luar masyarakat.
1)
Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu
daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat
tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri
dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan
besar juga dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
2)
Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat
me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan
ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3)
Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang
berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat
diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu
kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan
mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses
imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau
diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.
Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya